- Sejarah Desa
Danger dikenal sejak zaman penjajahan, khususnya ketika Lomok Timur dibebaskan dari penduduk Bangsa Belanda dan Bangsa Jepang. Kata Danger sendiri mengandung 2 penafsiran antara Bangsa yang menjajah (Belanda) dan penduduk ali (Suku Sasak) yaitu :
- Penjajah menyebut "DANGER" berarti "Bahaya", karena mereka tidak berani masuk ke Lombok Timur melalui jalan Negara yang ada sekarang, yang pejuang kita menyebutnya Kute Barat dan gerbang di utara yang mereka sebut sebagai Kute Daye. Jalur Danger merupakan momok bagi penjajahan karna disinilah markas BANTENG HITAM (Para Pejuang Sasak) yang dibuktikan dengan adanya monument perjuangan Banteng Hitam yang dibangun di halaman Masjid "Nurul Jihad" Danger Selatan sebagai markas perundingan mereka dalam menyusun kekuatan melawan penjajah. Karena ketakutan penjajah itulah nama Danger akhirnya dijadikan nama pemukiman yang dikenal diluar kampung-kampung lain, yang ada akhirnya sekitar 1962 terjadilah pemekaran Desa Masbagik Utara menjadi 2 Desa yaitu Desa Masbagik Utara dan Desa Danger yang di ambil dari nama perkampungan yang sangat dianggap berbahaya oleh penjajah.
- Suku Sasak menafsirkan kata "Danger" berarti Dengar yang karna logat bahasa dan ejaanya dalam bahasa sasak berarti Rentong yang identik dengan "Kesiap Siagaan" mereka saat itu dalam mengantisipasi gejolak yang akan timbul. Kata Rentong bermakna sekecil apapun suara atau informasi yang ada pasti pasukan Banteng Hitam (Laskar Jihad) medeteksinya yang mereka buktikan dengan berhasilnya perlawanan mereka mengusir penjajah dari Lombok Timur (Kota Selong). Dua perbedaan penafsiran tersebut itulah yang menganugerahkan nama Kampung Danger yang sekaligus dijadikan nama pusat pemerintahan Desa Danger yang merupakan pemekaran dari Desa Masbagik Utara pada Tahun 1962. Selanjutnya dapat dipaparkan nama-nama Kepala Desa yang pernah memimpin Desa Danger sejak berdirinya tahun 1962 sampai sekarang yaitu :
- AMAQ JAAH : Memimpin dari tahun 1962 s/d 1967
- AHMAD RIFA'I : Memimpin dari Tahun 1967 s/d 1976
- AMAQ JAAH : Memimpin dari Tahun 1976 s/d 1978
- AHMAD RIFA'I : Memimpin dari Tahun 1978 s/d 1996
- MIFTAHUL HADI, SH : Memimpin dari Tahun 1997 s/d 2011
- MUHIDDIN, SHI : Memimpin dari Tahun 2011 s/d 2017
- KASPUL HADI : Memimpin dari Tahun 2018 s/d 2024
Nama-nama Veteran Desa Danger (Laskar Banteng Hitam) yang merupakan para pejuang kemerdekaan yang turut membebaskan Lombok Timur dari para penjajah sebagai berikut :
- MAHSUN
- MISBAH
- PAHRUDIN
- MASRI
- SAPOAN
- SAHRUDIN
- AMAQ NURSAM
- AMAQ MASIRAH
- AMAQ RAT
- MAHASIUN
Demikian secara garis besar timbulnya sebuah nama Desa yang sampai sekarang kita kenal sebagai suabah Desa yang banyak melahirkan Veteran-Veteran kemerdekaan khususnya di Lombok Timur yang senantiasa sebagai Jalur Napak Tilas (Jalur Perjuangan Rakyat Sasak Merebut Kota Selong).
- Profil Wilayah Desa
Wilayah Desa berisi tentang penjelasan dan deskripsi letak wilayah Desa Batas-batas :
Utara : Desa Kumbang
Timur : Desa Masbagik Utara Baru
Selatan : Desa Paok Motong
Barat : Desa Kesik
- Profil Masyarakat Desa
Berdasarkan data Desa pada bulan Januari 2020, jumlah penduduk Desa Danger sebanyak …… orang. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak …… KK.
Jumlah penduduk Desa Danger usia produktif pada tahun 2020 adalah …. orang. Jumlah angkatan kerja tersebut jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut:
No. |
Angkatan Kerja |
L |
P |
Jumlah |
1 |
Tidak Tamat SD |
|||
2 |
SD |
|||
3 |
SLTP |
|||
4 |
SLTA |
|||
5 |
Akademi |
|||
6 |
Perguruan Tinggi |
|||
Jumlah Total |
Profil sosial masyarakat
Dalam aktivitas keseharian, masyarakat Desa Danger sangat taat dalam menjalankan ibadah keagamaan. Setiap Rukung Tetangga (RT) dan pedukuhan memiliki kelompok-kelompok pengajian. Pada peringatan hari besar Islam, penduduk Desa Danger kerap menggelar acara peringatan dan karnaval budaya dengan tema yang disesuaikan dengan hari besar keagamaan. Sebagian besar warga Desa Danger terafiliasi pada organisasi kemasyarakat Islam Nahdlatul Ulama (NU).
Gelaran perayaan lain selalu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Setiap pedukuhan akan turut serta dan semangat menampilkan ciri khasnya dalam acara peringatan dan karnaval budaya.
Kelompok pemuda di Desa Danger yang tergabung dalam kelompok Karang Taruna menjadi aktor utama dalam banyak kegiatan Desa. Kelompok ini aktif menggelar program kegiatan untuk isu demokrasi kepada warga. Sejumlah penduduk Desa Danger bekerja merantau di Luar Negri. Namun, ikatan sosial mereka terhadap tanah kelahiran tetap tinggi.
Profil politik masyarakat
Warga Desa Danger dikenal sebagai kelompok masyarakat yang paling aktif dan memiliki potensi tertinggi untuk berpartisipasi dalam pemberian suara untuk Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah Langsung.
- Profil Potensi Desa
- Jumlah Penduduk
Jumlah Jiwa |
13.489 |
Orang |
Jumlah Laki-Laki |
6.857 |
Orang |
Jumlah Perempuan |
6.632 |
Orang |
Jumlah Kepala Keluarga |
4.089 |
Orang |
- Tingkat Pendidikan
Belum Sekolah |
|
Orang |
Usia 7-45 Tahun Tidak Pernah Sekolah |
|
Orang |
Pernah Sekolah Tapi Tidak Tamat |
|
Orang |
Pendidikan Terakhir |
|
Orang |
Tamat SD/Sederajat |
|
Orang |
Tamat SLTP/Sederajat |
|
Orang |
Tamat SLTA/Sederajat |
|
Orang |
Diploma 1 |
|
Orang |
Diploma 2 |
|
Orang |
Diploma 3 |
|
Orang |
Serjana 1 |
|
Orang |
Serjana 2 |
|
Orang |
Serjana 3 |
|
Orang |
- Mata Pencaharian
Petani |
|
Orang |
Buruh Tani |
|
Orang |
Buruh/Swasta |
|
Orang |
Pegawai Negeri Sipil |
|
Orang |
Pengrajin |
|
Orang |
Pedagang |
|
Orang |
Peternak |
|
Orang |
Nelayan |
|
Orang |
Montir |
|
Orang |
Dokter |
|
Orang |
POLRI/ABRI |
|
Orang |
Pensiunan |
|
Orang |
Perangkat Desa |
|
Orang |
Pembuat Bata |
|
Orang |
- Agama
Islam |
13.489 |
Orang |
Kristen |
- |
Orang |
Katholik |
- |
Orang |
Hindu |
- |
Orang |
Budha |
- |
|